S.K.Y.s.f.

Extending Your Vision

Wednesday, October 13, 2004

Ke Diskotek, Tewas, Diduga Overdosis

Ke Diskotek, Tewas, Diduga Overdosis


SURABAYA - Diduga overdosis (OD) narkoba, Hendro Cahyono, pemuda 24 tahun tewas di RS Adi Husada Undaan sekitar pukul 02.45 kemarin. Menurut polisi yang menangani kasus ini, Hendro mengalami OD sabu-sabu (SS) saat berada di sebuah diskotek di kawasan Surabaya Selatan. "Korban memang diduga mengalami obverdosis SS," kata Kapolsekta Genteng AKP Sudamiran, yang menangani kasus ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari tempat kejadian, Hendro datang ke diskotek itu sekitar pukul 21.00, Senin malam lalu. "Korban datang bersama teman-temannya," kata Sudamiran. "Saat ini, kami juga sedang mencari teman-temannya yang sama-sama datang ke diskotek tersebut," tambahnya.

Di diskotek itulah, Hendro diduga berpesta SS bersama teman-temannya. Yang jelas, setelah itu, sekitar pukul 02.00, Hendro jatuh pingsan, dengan kondisi mulut mengeluarkan busa. Langsung saja, Hendro dilarikan ke Klinik Pusura di Jl Yos Sudarso, tak jauh dari diskotek itu.

"Pada saat di bawa ke sini (Pusura, Red), mulut korban memang sempat mengeluarkan semacam busa. Ini memang mirip tanda-tanda orang overdosis," tutur salah satu petugas di Klinik Pusura itu. Menurut petugas ini, Hendro dibawa ke Pusura oleh teman-temannya. Mereka inilah yang diduga bersama-sama Hendro ke diskotek tersebut.

Karena kondisinya gawat, petugas Klinik Pusura menyarankan agar langsung dirujuk ke RSU dr Soetomo. Tapi, entah mengapa, oleh teman-temannya, Hendro malah dilarikan ke RS Adi Husada di Undaan, yang lokasinya lebih jauh.

Dalam perjalanan ke RS Adi Husada itu, Hendro menghembuskan nafasnya yang terakhir sekitar pukul 02.45. Jenazah Hendro kemudian dilarikan ke RSU dr Soetomo untuk diotopsi.

Hingga tadi malam, polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap lebih detail penyebab kematian Hendro. "Kami sedang mencari teman-teman korban. Untuk sementara, kami sekarang masih memeriksa saksi bernama Steven. Dia adalah teman korban," tutur Sudamiran.

Kepada polisi, Steven menceritakan, sekitar pukul 02.00, dia ditelepon oleh seseorang yang mengatakan bahwa Hendro sedang sakit dan dirawat di RS Adi Husada. "Saat ditelepon itu, saya sedang main biliar di Kapas Krampung. Saya saat itu langsung ke RS Adi Husada," kata Steven, seperti ditirukan oleh seorang polisi yang sempat menginterogasi pemuda itu. Tapi, saat Steven tiba di RS Adi Husada, Hendro sudah menjadi mayat. "Kami masih terus mencari teman-teman korban," kata Sudamiran.

Sekadar diketahui, di Surabaya, Hendro yang asal Baron, Nganjuk ini kos di Kalijudan VIII S. Dia kos di tempat ini sejak Mei lalu. "Dulu, dia tinggal bersama istrinya. Sekitar empat bulan lalu, istrinya dipulangkan ke Nganjuk karena hamil tua," kata Sugianto, pemilik kos-kosan di Kalijudan itu.

Menurut Sugianto, Hendro yang dikaruniai seorang anak yang masih berumur tiga bulan ini dikenal sangat pendiam. Sehari-harinya, dia bekerja swasta, menerima pesanan hiasan pagar besi. Hendro juga dikenal sering keluar malam. "Selama kos di sini, sejak ditinggal istrinya, dia sering keluar malam. Seminggu pergi, seminggu ada di kos," cerita Sugianto.

Apakah Hendro memang dikenal sebagai pecandu narkoba? Sugianto tak bisa menjawabnya. "Wah?kalau soal itu saya tidak tahu," kilahnya. "Ketika kejadian itu, saya hanya dikabari kalau Hendro mati karena kecelakaan," tambahnya.

Sementara itu, dari surat kematian yang dikeluarkan RSU dr Soetomo disebutkan, bahwa kematian Hendro karena OD. Saat diperiksa oleh dokter dari IKF (Instalasi Kedokteran Forensik), sempat ditemukan sisa-sisa SS yang menempel di hidung dan sekitar mulut korban.

"Ada sisa-sisa serbuk putih yang mencurigakan. Ketika diteliti, ternyata sabu-sabu," kata salah satu petugas dari IKF yang tak bersedia disebutkan namanya.

Dia menambahkan, dari hasil otopsi yang dilakukan, pada paru-paru dan saluran pernafasan korban ditemukan serbuk SS yang baru saja dihisap. "Hanya, kita tidak bisa memastikan, berapa gram yang telah dihisapnya," lanjutnya. Setelah diotopsi, kemarin siang jenazah korban langsung dibawa ke Nganjuk untuk dimakamkan

Sunday, October 10, 2004

KDR Alias Krisdayanti Room

KDR Alias Krisdayanti Room

Terharu, itulah yang diungkapkan Diva Indonesia, Krisdayanti saat meresmikan Krisdayanti Room yang diberikan oleh Planet Hollywood sebagai penghargaan atas eksistensi dan konsistensinya dalam blantika musik Indonesia.

Ruangan khusus yang letaknya di lantai dua Planet Hollywood ini, berisi tentang benda-benda yang menjadi saksi perjalanan hidup sang Diva. "Di ruangan ini ada memorabilia Krisdayanti. Mulai dari piala di Asia Bagus yang didapat pada tahun 1992, foto-foto, baju-baju show, sampai undangan pernikahannya dengan Anang," tutur Hendry Soerjadi, General manager Planet Hollywod.

Menurut Hendry, ruangan ini sebelumnya adalah ruangan VIP room yang biasanya digunakan sebagai ruangan pertemuan. Namun, sekarang ruangan yang berkapasitas sekitar 40 orang ini dialihfungsikan menjadi ruangan yang multifungsi.

"Pada ruangan ini, kita desain menjadi ruangan serba guna. Pada salah satu pojok ruangan, kita buatkan semacam stage kecil, yang bisa berfungsi sebagai tempat menyanyi, keyboard, sampai dengan tempat peralatan band," terangnya.

Ruangan dengan luas sekitar 5 x 6 ini, juga bisa dijadikan tempat untuk karaoke. "Piranti audionya juga kami set bisa digunakan sebagai tempat karaoke. Pokoknya ruangan ini multifungsi deh. bisa dipakai untuk acara ulang tahun, sampai dengan menggelar jumpa pers," imbuh Hendry.

Bagaimana dengan Krisdayanti sendiri? "Terus terang, sebenarnya saya kaget waktu 1 bulan yang lalu, pihak Planet Hollywood mengatakan bahwa akan menyiapkan ruangan khusus yang berisikan tentang perjalanan awal karir saya, hingga menjadi seperti ini. Terlebih lagi, akan diberi nama KD Room," papar Krisdayanti.

Penyanyi yang akrab dengan panggilan Yanti ini, mengaku sangat bangga dengan langkah yang diambil oleh Planet Hollywod ini. "Penghargaan ini, merupakan suatu kebanggaan tersendiri buat saya. Seperti yang kita tahu, Planet Hollywood adalah sebuah franchise luar negeri yang banyak memberikan pada penghargaan pada bintang-bintang Hollywood. Nah, sekarang di indonesia. yang kebetulan menerima penghargaan seperti itu adalah saya. Nah, siapa yang nggak bangga," tuturnya.

Menurut Yanti, meski tidak ikut mendesain, namun dia merasa suka dengan ruangan ini. "Karena kesibukan yang meningkat akhir-akhir ini, saya tidak bisa terjun langsung dalam mendesain ruangan ini. Namun, saya suka dengan ruangan ini. Soalnya, ruangan ini kental akan rasa kekeluargaan. Pokoknya invite and warm lah. Selain ruangannya yang luas dan lega, di sini ada pintu yang bisa digunakan langsung menuju bioskop," ujarnya.

"Bagi saya, ruangan ini sarat akan kenangan. Lihat saja, ada baju saya yang saya pakai saat konser pertama. Kemudian, ada baju saya yang paling berat. Meski keliatanya minim, tetapi beratnya mencapai 10 kg lho. Waktu manggung, badan saya sampai keringetan. Bukan keringetan karena panas, melainkan keringetan karena berat banget," papar ibu dua anak ini.

"Saya juga memajang undangan pernikahan saya dengan Anang. Selain itu, ada juga piala saya saat mengikuti Asia Bagus pada tahun 1992. Wah, karena sudah lama, untuk membersihkan piala ini, saya sampai meghabiskan tiga botol cairan pembersi logam. Di sini, juga ada portofolio saya yang tidak sempat diterbitkan," ujar Yanti.

"Sebenarnya, saat memasang Platinum saya di sini, saya sempat ditegur oleh Anang. Katanya, Platinum itu akan menjadi kenang-kenangan yang sangat berharga untuk anak cucu kita. Akhirnya saya meminta agar dibuatkan replikanya, untuk dipajang di sini. Rencanya, kalau space masih memungkinkan lagi, saya akan memajang berbagai benda unik dan berkesan lainnya," tutur penyanyi berumur 29 tahun ini.(rez)

Sutha Juara AFI 3 Sekaligus Juara AFI Terakhir

Sutha Juara AFI 3 Sekaligus Juara AFI Terakhir



Menag Tipis, Beda 0,04 Persen
Dengan perolehan suara sebesar 38,61persen, tadi malam Putu Sutha Nata Wijaya alias Sutha, akademia asal Bali dinobatkan sebagai jawara AFI 3. Dari atas panggung di gedung Jakarta Convention Centre, Jakarta, cowok berumur 18 tahun ini tak bisa menyembunyikan perasaan bangga dan senangnya. "Saya besyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, terima Kasih juga untuk orang tua, saudara, para pengajar dan pendukung Sutha," katanya setelah menerima trofi.

Penampilan Sutha malam itu disaksikan secara langsung oleh orang-orang tercintanya. Kedua orang tuanya, Nengah Nukerta dan Ida Andriani tampak hadir di antara ratusan pendukung cowok manis ini.

Sejak awal banyak yang sudah menduga kemenangan Sutha. Polling suara yang masuk hampir selalu menempatkannya di posisi nomor satu. Para pengamat juga banyak yang menjagokannya. "Sutha memamg layak menang. Meski secara kualitas vokal dia biasa saja, tapi dia punya sesuatu yang bisa menarik penonton," komentar Harry Roesli, yang malam itu bertindak sebagai dewan juri bersama Trie Utami dan Yovie Widianto.

Perjalanan Sutha menjadi jawara cukup berliku. Saat AFI masuk putaran 2, sebetulnya cowok yang tadi malam menyanyikan lagu Easy dan Ku Jemu ini sudah berminat untuk mendaftar. Tapi sayang orang tua melarang. "Bukan apa-apa sih. Saat itu kan Sutha baru lulus SMA dia harus konsentrasi belajar untuk masuk kuliah," terang Nengah.

Ketika AFI 3 mulai buka pendaftaran Sutha mengutarakan niat untuk ikut lagi. Melihat tekad buah hatinya yang begitu besar, keluarga pun mendukungnya. "Niat Sutha untuk ikut AFI ini agar nambah pengalaman dan ilmu. Ya syukulah sekarang dia tak hanya dapat itu. Dia bisa pulang dengan menjadi juara," imbuh Nengah bahagia.

Sutha mulai menyanyi sejak masih duduk di bangku SMP. Saat itu cowok kelahiran Denpasar ini mulai membentuk band bersama teman-teman sebayanya. Kegiatan ini dilakoni Sutha sampai duduk di bangku SMA. "Setelah lulus dia kan pindah ke Bandung untuk daftar kuliah. Ya sementara kegiatan ngeband-nya berhenti dulu," lanjut Nengah.

Keluarga juga mendukung sepenuh hati jika Sutha ingin memfokuskan karirnya di dunia musik. "Kalau Sutha ingin ninggalin Bali dan untuk sementara tidak kuliah agar bisa konsentrasi jadi penyanyi kami setuju kok. Asal Sutha yakin itu pilihan terbaiknya dan dia melakukannya dengan sungguh-sungguh," ujar Nengah.

Sutha sendiri rupanya masih punya keinginan kuat untuk kuliah. "Saya ingin jadi penyanyi tapi saya nggak mau lupakan kuliah. Saya ingin bahagiakan kedua orang tua dengan terus belajar. Malah kalau bisa nanti saya ingin kuliah dengan biaya sendiri," terang Sutha.

Sosok Sutha di mata keluarganya adalah seorang anak cuek, sedikit pemalas dan pendiam. Hanya saja setelah melalui masa karantina hampir tiga bulan, sifat-sifat itu sudah mulai terkikis. Banyak kemajuan yang dialami Sutha, begitu komentar Nengah. "Saya bersyukur Sutha dapat kesempatan untuk ikut AFI. Sebab banyak hal yang diperolehnya setelah menjalani masa karantina," komentar laki-laki yang menyisihkan uang sebesar Rp 2 juta sehari untuk mengirim SMS sejak Sutha masuk ke tiga besar.

Atas kemenangannya ini Sutha berhak membawa pulang hadiah utama berupa mobil Chevrolet Aveo, hadiah sponsor, kontrak dengan Indosiar dan popularitas. Hadiah dari keluarga? "Kami sudah siapkan syukuran besar-besaran untuk Sutha," pungkas Nengah.

Sementara itu dalam acara yang diberi tajuk AFI All Star ini juara dua diraih oleh Alvin Setiawan akademia asal Yogyakarta dan Edwin Haluoleo Agus Mokodompit alias Leo akademia asal Makassar berada di posisi ketiga. Sutha bisa dibilang sebagai juara AFI terakhir. Sebab untuk sementara Indosiar tak berniat membuat putaran barunya. (alv/ayi)

Biodata
Nama Lengkap : Putu Sutha Nata Wijaya
Nama Panggilan : Sutha
Tempat/Tanggal Lahir : Denpasar, 27 April 1986
Hobi : Menyanyi
Profesi : Tamat SMU