S.K.Y.s.f.

Extending Your Vision

Sunday, September 26, 2004

Fosil Dino

Ditemukan Fosil Dino Berleher Panjang





Sejenis reptil aneh yang menggunakan leher sepanjang hampir dua kali panjang tubuhnya untuk menangkap mangsa, diduga menjelajahi lautan 230 juta tahun lalu. Karena panjang lehernya, ikan-ikan hanya melihat kepala kecilnya di air gelap. Dan bila mereka berada terlalu dekat, maka sang reptil akan memanjangkan leher untuk menangkap dan menelannya.

Dinosaurus berleher luar biasa panjang ini bernama Dinocephalosaurus orientalis atau kadal berkepala mengerikan dari timur. Keberadaannya terungkap saat Chun Li, ilmuwan dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology, Beijing, menggali fosil-fosil di wilayah Cina tenggara yang dulunya berupa laut dangkal. Lehernya yang panjang segera menarik perhatian, karena sebelumnya hewan ini hanya diketahui dari fosil tengkoraknya saja.

Leher panjang

Dinocephalosaurus tergabung dalam kelompok kecil dinosaurus yang tidak terlalu terkenal, yakni protorosaurus. Kelompok ini muncul pertama kali setidaknya 250 juta tahun lalu dan diduga berkerabat dengan nenek moyang dinosaurus.

Olivier Rieppel, dari Field Museum of Natural History Chicago, AS, dan anggota tim penggali lain semula mengira fosil yang ditemukan adalah jenis plesiosaurus berleher panjang karena bentuk tubuhnya yang relatif kecil. Namun, penelitian lebih lanjut mengungkap bahwa fosil ini berasal dari jenis protorosaurus berleher paling panjang yang pernah ditemukan.

Beberapa protosaurus lain memang memiliki leher panjang. Tetapi kebanyakan dari mereka hidup di darat dan panjang lehernya tidak mencapai apa yang dimiliki Dinocephalosaurus. Salah satu protosaurus berleher panjang, Tanystropheus, memiliki 12 tulang leher panjang. Namun leher ini pun hanya setengah leher Dinocephalosaurus yang terdiri dari 25 tulang. Sebagai perbandingan, mamalia modern saat ini, misalnya jerapah, hanya memiliki tujuh tulang leher.

Reptil air

Bila Tanystropheus menghabiskan sebagian waktunya di air, maka Dinocephalosaurus sepenuhnya adalah hewan air, dimana kaki-kakinya telah digantikan sirip. Namun tulang rusuk di tengkuknya membuat leher Dinocephalosaurus kurang fleksibel sehingga hewan-hewan ini tidak bisa melompat dari dalam air seperti plesiosaurus sering digambarkan.

Mengenai hal itu, anggota tim Mike LaBarbera dari Universitas Chicago mengemukakan dua kemungkinan. Susunan tulang leher berusuk ini justru memungkinkan kontraksi otot sehingga Dinocephalosaurus bisa dengan cepat menjulurkan lehernya untuk menangkap mangsa. Selain itu, tulang-tulang rusuk tersebut diduga bisa dikembangkan dan membuat binatang ini mampu menelan mangsa yang sedang berenang tanpa disadari korbannya.

LaBarbera juga menduga leher panjang ini bisa menyembunyikan tubuh Dinocephalosaurus di kegelapan air laut. "Kepala reptil ini kecil, sehingga jika Anda seekor ikan, Anda tidak akan tahu bahwa yang ada di hadapan Anda adalah hewan yang besar," katanya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home